SELAMAT DATANG DI SERVIS ELEKTRONIK MENANGABARIS DESA GUNUNG MALANG KECAMATAN PRINGGABAYA KAB. LOMBOK TIMUR PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT. Kp. 83655. HP. 081917729110

Mengukur Atau Menguji Komponen Elektronika

Cara Menggunakan Multimeter / Multitester

Cara Menggunakan Multimeter – Multimeter adalah alat yang berfungsi untuk mengukur Voltage (Tegangan), Ampere (Arus Listrik), dan Ohm (Hambatan/resistansi) dalam satu unit. Multimeter sering disebut juga dengan istilah Multitester atau AVOMeter (singkatan dari Ampere Volt Ohm Meter). Terdapat 2 jenis Multimeter dalam menampilkan hasil pengukurannya yaitu Analog Multimeter (AMM) dan Digital Multimeter (DMM).
Sehubungan dengan tuntutan akan keakurasian nilai pengukuran dan kemudahan pemakaiannya serta didukung dengan harga yang semakin terjangkau, Digital Multimeter (DMM) menjadi lebih populer dan lebih banyak dipergunakan oleh para Teknisi Elektronika ataupun penghobi Elektronika.
Dengan perkembangan teknologi, kini sebuah Multimeter atau Multitester tidak hanya dapat mengukur Ampere, Voltage dan Ohm atau disingkat dengan AVO, tetapi dapat juga mengukur Kapasitansi, Frekuensi dan Induksi dalam satu unit (terutama pada Multimeter Digital). Beberapa kemampuan pengukuran Multimeter yang banyak terdapat di pasaran antara lain :
  • Voltage (Tegangan) AC dan DC satuan pengukuran Volt
  • Current (Arus Listrik) satuan pengukuran Ampere
  • Resistance (Hambatan) satuan pengukuran Ohm
  • Capacitance (Kapasitansi) satuan pengukuran Farad
  • Frequency (Frekuensi) satuan pengukuran Hertz
  • Inductance (Induktansi) satuan pengukuran Henry
  • Pengukuran atau Pengujian Dioda
  • Pengukuran atau Pengujian Transistor

Bagian-bagian penting Multimeter

Multimeter atau multitester pada umumnya terdiri dari 3 bagian penting, diantanya adalah :
  1. Display
  2. Saklar Selektor
  3. Probe
Gambar dibawah ini Merupakan bagian penting dari Multimeter Digital dan Analog;

http://menangabaris.blogspot.co.id/2016/01/menerima-servis-elektronik_3.html

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter

Untuk mengetahui apakah sebuah Dioda dapat bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya, maka diperlukan pengukuran terhadap Dioda tersebut dengan menggunakan Multimeter (AVO Meter).

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Analog

  1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x100
  2. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Katoda (tanda gelang)
  3. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Anoda.
  4. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
  5. Jarum pada Display Multimeter harus bergerak ke kanan
  6. Balikan Probe Merah ke Terminal Anoda dan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang).
  7. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
  8. Jarum harus tidak bergerak.
    **Jika Jarum bergerak, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah rusak.


 
http://menangabaris.blogspot.co.id/2016/01/menerima-servis-elektronik_3.html

 

Cara Mengukur Transistor dengan Multimeter Digital

Pada umumnya, Multimeter Digital memiliki fungsi mengukur Dioda dan Resistansi (Ohm) dalam Saklar yang sama. Maka untuk Multimeter Digital jenis ini, Pengujian Multimeter adalah terbalik dengan Cara Menguji Transistor dengan Menggunakan Multimeter Analog.

Cara Mengukur Transistor PNP dengan Multimeter Digital



http://menangabaris.blogspot.co.id/2016/01/menerima-servis-elektronik_3.html


  1. Atur Posisi Saklar pada Posisi Dioda
  2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Basis (B) dan Probe Merah pada Terminal Emitor (E), Jika Display Multimeter menunjukan nilai Voltage tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik
  3. Pindahkan Probe Merah pada Terminal Kolektor (C), jika Display Multimeter nilai Voltage tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik.
Cara Mengukur Transistor NPN dengan Multimeter Digital
  1. Atur Posisi Saklar pada Posisi Dioda
  2. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Basis (B) dan Probe Hitam pada Terminal Emitor (E), Jika Display Multimeter menunjukan nilai Voltage tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik
  3. Pindahkan Probe Hitam pada Terminal Kolektor (C), jika Display Multimeter menunjukan nilai Voltage tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik.

Cara Mengukur/Menguji Kapasitor dengan Multimeter Digital

Cara mengukur Kapasitor dengan Multimeter Digital yang memiliki fungsi Kapasitansi Meter cukup mudah, berikut ini caranya :
  1. Atur posisi skala Selektor ke tanda atau Simbol Kapasitor
  2. Hubungkan Probe ke terminal kapasitor.
  3. Baca Nilai Kapasitansi Kapasitor tersebut.


 
http://menangabaris.blogspot.co.id/2016/01/menerima-servis-elektronik_3.html

 

Cara Menguji Resistor dengan Multimeter Digital

  1. Atur Posisi Saklar Selektor ke Ohm (Ω)
  2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur. Biasanya diawali ke tanda “X” yang artinya adalah “Kali”. (khusus Multimeter Analog)
  3. Hubungkan probe ke komponen Resistor, tidak ada polaritas, jadi boleh terbalik.
  4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter. (Khusus untuk Analog Multimeter, diperlukan pengalian dengan setting di langkah ke-2)
    http://menangabaris.blogspot.co.id/2016/01/menerima-servis-elektronik_3.html

Untuk File Ini Silahkan Donwload di Sini.............



Cara mengukur tegangan menggunakan multi meter

Prosedur pengukuran tegangan sebagai berikut    

  1. kabel merah atau probe + pada titik pengukuran
  2. kabel hitam atau Probe – pada titik ground atau body heatsingk atau body tuner
  3. Arahkan saklar jangkah sesuai kebutuhan 
    http://menangabaris.blogspot.co.id/2016/01/menerima-servis-elektronik_3.html
  4. Lihat hasil ukur pada papan ukur
1. Pengukuran tegangan 12 Volt

  http://menangabaris.blogspot.co.id/2016/01/menerima-servis-elektronik_3.html



  • Jika anda hendak mengukur tegangan 12 Volt, arahkan jangkah pada posisi 50. Tempelkan kabel (probe) merah ke titik yang akan di ukur dan kabel hitam ditempelkan ke – atau ground.
  • Papan ukur yang diperhatikan hanya angka 0-10-20-30-40-50.
  • Jarum multitester akan berhenti di antara 10 dan 20.
2.    Pengukuran tegangan 115 Volt


http://menangabaris.blogspot.co.id/2016/01/menerima-servis-elektronik_3.html


  • Jika anda hendak mengukur tegangan 115 Volt, arahkan jangkah pada posisi 250.
  • Papan ukur yang diperhatikan angka 0-50-100-150-200-250.
  • Jarum multitester akan berhenti di atas angka 100. tepatnya di antara angka 100 dan 150
3.    Pengukuran tegangan 300 Volt

http://menangabaris.blogspot.co.id/2016/01/menerima-servis-elektronik_3.html



  • Jika anda hendak mengukur tegangan 300 Volt, arahkan jangkah pada posisi 1000.
  • Papan ukur yang diperhatikan angka 0-2-4-6-8-10 adapun cara membacanya,sebagai berikut, angka satuan ini kita jadikan ratusan atau dianggap ratusan, misalnya; jika jarum berhenti diantara angka nol dan angka 2 maka nilanya 100volt, apabila pada angka 2 maka nilainya 200, manakala berhenti pada angka 4 nilainya 400, dan bilamana berhenti di angka 8 berarti nilainya 800 dan seterusnya.
  • Dari pengukuran tegangan 300Volt jarum multitester akan berhenti di angka 3. Karena posisi jangkah pada angka 1000, maka angka 3 kita anggap 300. jadi nilai tegangannya 300Volt
4.    Pengukuran tegangan 1.5 Volt (baterry)



http://menangabaris.blogspot.co.id/2016/01/menerima-servis-elektronik_3.html

  • Jika anda hendak mengukur tegangan 1.5 Volt, arahkan jangkah pada posisi 2.5.
  • Papan ukur yang diperhatikan angka 0-50-100-150-200-250
  • Jarum multitester akan berhenti di angka 150.
  • Khusus untuk pengukuran tegangan di bawah 2.5 Volt cara membacanya disesuaikan dengan posisi jangkah. Angka yang tertera di papan multitester di rubah menjadi satuan. Misalnya angka 10 menjadi 1, angka 150 menjadi 1.5, angka 250 menjadi 2.5
Untuk pengukuran tegangan yang nilainya belum anda ketahui sebelumnya. Dapat anda lakukan dengan menempatkan posisi jangkah multitester paling tinggi (1000). Jika jarum belum bergerak turunkan posisi jangkahnya menjadi 250. Dan apabila jarum multitester belum bergerak juga atau papan multitester sulit terbaca maka posisi jangkah diturunkan lagi 50 atau sampai anda dapat membaca secara benar dan jelas.

DAFTAR TEGANGAN DI SETIAP TITIK PENGUKURAN 


Nilai Tegangan
Titik Pengukuran
220 Volt AC Kaki trafo filter atau kabel AC
300 Volt DC Elco bagian power supply yang fisiknya paling besar
B+ 90V/115V/125V/135VDC* Elco setelah bagian power supply yang fisiknya paling besar
VCC IC Program 5 Volt DC –      IC memory pin 8-      Input IC reset 7045
Power on/off. Nol atau 5 volt DC IC program pin power atau pin stby atau pin on/off
Reset IC program 4.5V DC Output IC reset atau IC program pin reset
H start atau H VCC, VCC start,   8V/9V/12V DC * IC croma, atau IC one chip, atau IC Jungle, beda nama barang sama
Driver Horisontal 15V/75V* DC –      Trafo driver horizontal-      Colector Transistor driver
Heater 4.5V – 6,3V AC * Soket tabung pin heater
Katoda RGB 75 – 125V DC* Soket tabung pin KR, KG, KB
G2 atau screen 300-400V DC* Soket tabung pin G2/screen
BM/B+ tuner 5V//9/12* Tuner pin BM/B+
AGC 4.5 – 8V DC* Tuner pin AGC
VT/BT tuner 0 – 33V DC Tuner pin VT/BT
VCC IC vertical 12 – 24* IC vertical pin VCC
IR sensor Di sensor remote pin IR
CATATAN :
* Tegangan dari setiap titik tergantung dari ukuran TV (inch) dan merk TV tersebut. Untuk mengetahui secara pasti catatlah tegangan di setiap titik ketika anda sedang memperbaiki TV. Catatan anda menjadi sumber informasi atau referensi dikemudian hari ketika anda melakukan perbaikan TV dengan type yang sama.

Untuk File ini Silahkan di Donwload di Sini........................


Ukur dan Cek Tegangan Tv




http://menangabaris.blogspot.co.id/2016/01/menerima-servis-elektronik_3.html



Langkah Pengukuran Tegangan Tv.
Jumpa lagi sobat, kali ini Kharisma akan membahas langkah demi langkah cara cek tegangan tv. Mungkin banyak dari sobat teknisi yang sudah paham. Tapi bukankah kita harus berbagi?, nyataannya ada saja sobat Kharisma yang berkunjung dan mengetikkan kata kunci "cara cek tegangan tv" di kotak pencarian artikel (sebelah kanan atas).
Sejak seminggu yang lalu sebenarnya artikel ini sudah masuk di draf Kharisma Elektrtik, karena ada sedikit pembenahan jadi tertunda. Karena itu baru sekarang artikel ini publikasikan.
Baiklah Kita menuju ke topik.
Tujuan mengukur tegangan tv tentu di maksudkan untuk mengetahui penyebab kerusakan tv dengan melacak tegangan yang tidak normal lantas menentukan tindakan perbaikan, betul...?(btul..btul..btul..)

Cara mengukur tegangan tv dengan menggunakan multi tester/avo meter:
Pertama hubungkan pena kabel hitam(-) ke jalur ground negatif mainboard tv/mesin tv disekitar trafo Switching bagian skunder atau bisa dengan cara menyelipkan di kawat yang melintang tanpa pembungkus pada tabung CRT. Lalu gunakan pena kabel merah tempelkan untuk mengukur tegangan positif dan ikuti langkah-langkah dibawah ini:

  • Tegangan 180v terdapat pada kaki +/positif elko 250v di PCB RGB di belakang tabung.
  • Tv 14"=21" Tegangan 110v terdapat pada kaki/pin B+ Flyback/FBT di jalur yang menghubung ke Elco 160v
  • Tv 25"-29" Tegangan 130v terdapat pada kaki/pin B+ Flyback/FBT di jalur yang menghubung ke Elco 160v
  • Tegangan 12v terdapat pada kaki paling kanan IC 7812.
  • Tegangan 5v terdapat pada kaki paling kanan IC 7805.
  • Tegangan 33v terdapat pada kaki Tuner blog, cari yang ada tulisan B+

Sedangkan untuk tv cina, gunakan ground di mainboard untuk menempelkan pena kabel hitam multi tester agar hasil pengukuran lebih akurat.
Posisi knop atau skala multi tester sebagai berikut:

  • Gunakan skala 250 DCV untuk mengukur 80v-250v.
  • Gunakan skala 50 VDC untuk mengukur 12v-40v.
  • Gunakan skala 10 DCV untuk mengukur tegangan 1v-9v.
Cara mengukur tegangan Defleksi yoke/konde adalah:
Dari yoke horisontal = Vcc 110v DC, AC-nya bisa 1000v dengan colok pena merah di pindahkan di output dan di gunakan seperti pada dB meter.
Dari yoke vertikal 24/DC, untuk IC tegangan 120v/AC (menggunakan dB meter)

Cara mengukur tegangan Flyback dalam hal ini adalah:
Pada pin Flayback/FBT Vcc kolector;110v DC, AC-nya bisa 1000v.
Pada pin Flyback/FBT Vcc filement/heater sekitar 5v sampai 5,5v/AC.
Pada pin Flyback/FBT tegangan anoda 20-32k volt diukur dengan probe HV 40kv yang ditambahkan pada multi tester
1000v DC, kalau saran saya untuk yang ini tidak usah diukur bila tidak terpaksa.
Pada pin Flyback/FBT tegangan Focus +/- 600v DC
Pada pin Flyback/FBT tegangan Screen =/- 400v DC
Pada jenis tv tertentu untuk tegangan RGB 180v mengambil dari kaki/pin out Flyback, dan ada juga yang berasal dari power suply tv. Demikian juga untuk tegangan vertikal 24v sampai 46v, lalu 12v sampai 18v.

Sampai di sini tentu sobat mengerti, untuk mengukur tegangan tv juga di perlukan pemahaman cara kerja tv dan di mana asal dan letak tegangan yang mau di ukur. Mungkin kita akan membahas lebih dalam lain kali.

Sampai disini dulu sobat, semoga artikel ini bermanfaat.
Jika belum menemukan apa yang sobat cari, bantu kami dengan mengisi kolom komentar yang ada di bawah agar kami dapat menampilkan artikel yang tepat untuk sobat semua dan bergabunglah dengan menjadi "Pembaca Setia" disebelah kanan.
Terima kasih atas kunjungan sobat, dan sampai jumpa.

Kerusakan Horizontal TV LG

TV LG 21FU6RL-T4

Sering menemukan TV LG kondisi mati total. Setelah pengecekan ternyata TR Hor short/koslet sehingga semua tegangan output inverter drop. Mulailah dengan pengangkatan TR tsb dan mengecek kembali tegangannya dan ternyata normal.
Jangan dulu mengganti dengan TR yang baru karena pasti kau akan kehilangan TR tsb karena pasti akan jebol lagi, untung kalo langsung hidup dan normal. Setelah pengecekan pada block Horizontal out ternyata ada capasitor yang yang agak gendut dan setelah diangkat ternyata memang sudah kering tidak ada nilai kapasitansinya.

Capasitor ini terletak pada Colector TR Hor dibypass ke ground yng diparalel denagan Dioda. Untuk LG slim 21" inch biasanya menggunakan 183j 2kv (18n 2kv) untuk yang pearl black 29" menggunakan 103j2kv (10n 2kv). Setelah penggantian capasitor tsb dan TR Hor yang baru mulai menghidupkan TV dan ternyata TV langsung OK.
Pernah juga menemukan TV LG pearl balck 29" kondisi gambar melebar dan sehingga OSD hanya keliahatan separo. Seperti biasa pengacekan masih pada bagian Horizontal. Awalnya mengira pada TR FET drive Hor wide yang rusak dan setelah diangkat dan diukur ternyata FET tsb masih bagus. Dan mulailah kelihatan bagian yang rusak ada elco 250v1uf yang yang sudah mulai gendut dan setelah diganti gambar masih tetap sama.

Dan mulai mencari lagi apanya yang rusak, dan sepertinya mulai ketemu penyakit yg sebenarnya setelah saya mendapatkan Capasitor 154J 600V kelihatan agak gemuk. Mulai mengangkat C tsb dan mengukurnya dengan tester x100K dan ternyata tester tidak bergerak sama sekali pertanda C sudah kering.

Mulai mengganti capasitor tsb, karena tidak punya C yang sama hanya yang ada 204J 250V akhirnya terpaksa diganti dgn yang ini. Mulailah dgn menghidupkan TV dan gambarpun sudah tidak melebar lagi kelihatan sudah normal hanya kurang lebar satu CM karena Capasitornya tidak sama.

Lalu masuk ke menu service dengan menekan MENU di panel 2 kali tahan lalu tekan MENU di remot dan menambahkan nilai HOR WIDE hingga kelebaran gambar sesuai dan dengan menekan OK di remot untuk menyimpan settingan lalu tekan AV untuk keluar. Maka selesailah sudah TV kembali OK...!!!! 


http://menangabaris.blogspot.co.id/2016/01/menerima-servis-elektronik_3.html

TV LG PEARL BLACK MATI TOTAL

Kali ini saya akan berbagi pengalaman dengan rekan rekan pembaca yang budiman, Tv merk LG Pearl Black 21FU3RD, IC prosesor EAN60681601 / LV76211, IC Vertical LA 78141, Tr Horisontal C6090 dan STR W6554A untuk Regulator power suply. Untuk kerusakan TV ini yaitu Mati total,





Pengecekan di mulai dari Power suply, ternyata B+ = nol volt, apakah kira-kira penyebabnya, pengecekan selanjutnya pada Transistor Horisontal, disini transistor ternyata terukur konslet alias sudah jebol. langkah selanjutnya Transistor tersebut kita lepas dari board kemudian mainboard / mesin kita nyalakan, ternyata tegangan B+ ada.

Setelah Transistor horisontal diganti saya coba untuk menyalakan kembali mesin akan tetapi jangan lupa untuk antisipasi agar tr horisontal aman ( takutnya jebol lagi gituuu...) kita pasang lampu pijar 100 w diantara kaki kolektor tr horisontal dan output horisontal dari Fbt. catatan: dari beberapa kasus pada Tv LG pearlblack sering kerusakan terjadi pada blok / bagian horisontalnya, kerusakanya bisa disebabkan dari kapasitornya, flayback yang mengakibatkan transistor horisontal jebol. langkah selanjutnya nyalakan mesin dan perhatikan lampu pijar tsb dalam kondisi harisontal bekerja lampu akan menyala.(tetapi tidak nyala terang, alias redup)

Untuk selanjutnya pengukuran pada tegangan output Fbt, untuk kondisi fbt tidak rusak maka tegangan out put pasti ada walau agak kurang seperti tegangan heater, tegangan video (180 v), tegangan screen dsb. untuk yang terjadi pada kasus ini tegangan output fbt semua ada kecuali tegangan untuk vertikal ( disini tegangan vertikal = nol volt ), Wah...saya curiga jangan jangan IC vertikal jebol juga dan benar saja setelah ic vertikal juga dicabut, dan mesin kembali dinyalakan ternyata tegangan ada ( +/- 26 volt ).

Setelah penggantian Ic vertikal ( LA 78141) kita coba nyalakan mesin dan cek lagi tegangan vertikal, sudah oke. setelah semua tegangan oke selanjutnya kita pasang mainboard pada tabung crt, dan selanjutnya kita lihat hasilnya, ternyata sudah oke.

Kesimpulannya adalah Tv ini rusak Tr Horisontal ( C6090 ) dan IC vertikal ( la 78141), tetapi untuk lebih aman pada blok horisontalnya, ganti juga kapasitor 18 n 2kv. Semoga bermanfaat.

METODE CEPAT MEMBACA NILAI RESISTOR

Dalam dunia elektronik, membaca nilai pada Resistor merupakan pelajaran dasar yang wajib dimiliki. Bukan hanya sekadar membaca, tapi kecepatan membaca juga mesti dikuasai. Berdasarkan pengalaman penulis, ada berbagai macam metode yang bisa dilakukan. Tapi sebelumnya mari kita bahas terlebih dahulu sistem penulisan nilai pada Resistor.
Ada 2 cara penulisan nilai Resistor :
  1. Sistem kode warna.
  2. Sistem  kode angka.
1. Sistem kode warna
Sistem kode warna berupa pita-pita warna yang mengelilingi badan Resistor. Kode warna Resistor ini pertama kali dikembangkan oleh perkumpulan pabrik-pabrik radio Eropa dan Amerika RMA (Radio Manufacturers Association) yang didirikan pada awal tahun 1920-an. Pada tahun 1957, kelompok ini berganti nama menjadi Electronic Industries Alliance (EIA) dan menerbitkan kode tersebut sebagai standar EIA-RS-279.

Sistem kode warna ada 3, yaitu :
  1. Sistem kode warna 4 pita
  2. Sistem kode warna 5 pita.
  3. Sistem kode warna 6 pita.

1.1 Sistem kode warna 4 pita.




Pita ke-1 dan Pita ke-2 adalah dua angka nilai tahanan.
Pita ke-3 adalah Per-kalian Desimal ( jumlah nol di belakang angka ke-2 )
Pita ke-4 Nilai Toleransi.



TABEL KODE WARNA RESISTOR 4 PITA

Contoh 1 :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Perak, Pita ke-4 = Emas.
Nilainya adalah 0,56 Ω, dengan Toleransi 5%.

Contoh 2 :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Emas, Pita ke-4 = Emas.
Nilainya adalah 5,6 Ω, dengan toleransi 5%.

Contoh 3 :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Hitam, Pita ke-4 = Emas.
Nilainya adalah 56 Ω, dengan Toleransi 5%.

Contoh 4 :
Pita ke-3 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Coklat, Pita ke-4 = Emas.
Nilainya adalah 560 Ω, dengan Toleransi 5%.


1.2 Sistem kode warna 5 pita.





Pita ke-1, Pita ke-2 dan Pita ke-3 adalah tiga angka nilai tahanan.
Pita ke-4 adalah Per-kalian Desimal (jumlah nol di belakang angka ke-3).
Pita ke -5  Nilai Toleransi.



TABEL KODE WARNA 5 PITA


Contoh 1 :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Hitam, Pita ke-3 = Hitam, Pita ke-4 = Perak. Pita ke-5 = Coklat.
Nilainya adalah 5 Ω, dengan Toleransi 1%.

Contoh 2 :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Merah, Pita ke-4 = Emas. Pita ke-5 = Coklat.
Nilainya adalah 56,2 Ω, dengan Toleransi 1%.

Contoh 3 :
Pita ke-3 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Merah, Pita ke-4 = Hitam, Pita ke-5 = Coklat.
Nilainya adalah 562 Ω, dengan Toleransi 1%.


1.3 Sistem kode warna 6 pita. 





Pita ke-1, Pita ke-2, dan Pita ke-3 tiga angka nilai tahanan.
Pita ke-4 adalah Per-kalian Desimal (jumlah nol di belakang angka ke-3).
Pita ke-5 adalah Nilai Toleransi.
Pita ke-6  Koefisien suhu.



 TABEL KODE WARNA 5 PITA


Contoh  :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Hijau, Pita ke-4 = Emas. Pita ke-5 = Coklat.
Pita ke-6 = Coklat.
Nilainya adalah 56,6 Ω, Toleransi 1%, Koefisien suhu 100 ppm / ºC

2.  Sistem kode angka.

Sistem kode angka digunakan pada Resistor SMD ( Surface-mount Device ), Resistor pasang permukaan yang ukurannya sangat kecil.




Untuk cara membacanya perhatikan gambar berikut :





Resistor SMD dengan toleransi standar atau toleransi yang cukup longgar ( 5% misalnya ) menggunakan kode angka 3 digit. Dua angka pertama adalah dua angka pertama nilai tahanan Resistor, sedangkan angka ketiga adalah pengali ( jumlah nol ). 
Contoh :

102  =   10 X 100 Ω  =  1.000 Ω ( 1 Kilo Ω ) atau 10 ditambah dua nol di belakangnya.
222  =   22 X 100 Ω  =  2.200 Ω ( 2,2 Kilo Ω ) atau 22 ditambah dua nol di belakangnya.
103  =   10 X 1000 Ω = 10.000 Ω ( 10 Kilo Ω ) atau 10 ditambah tiga nol di belakangnya.
223  =   22 X 1000 Ω = 22.000 Ω ( 22 Kilo Ω ) atau 22 ditambah tiga nol di belakangnya.

Untuk Resistor SMD yang nilai hambatan nya di bawah 100 Ω ditulis 820, 680, 5600 dan seterusnya.
Contoh :

100  = 10 X 1 = 10 Ω.
560  = 56 X 1 = 56 Ω.
820  = 82 X 1 = 82 Ω.

Beberapa produsen ada juga yang menulis langsung nilai hambatan Resistor SMD tanpa menggunakan kode, misalnya 10, 56, 82. katanya sih, untuk mencegah kebingungan.

Selanjutnya, untuk Resistor SMD dengan nilai hambatan di bawah 10 Ω, menggunakan R untuk  menunjukkan titik desimal nya.
Contoh :

1R5 = 1,5 Ω.
0R5 = 0,5 Ω.
0R05 = 0,05 Ω.

Resistor persisi yang mempunyai nilai toleransi ketat, menggunakan  Kode empat digit. Tiga kode pertama adalah nilai tahanan, dan kode ke empat adalah pengali atau jumlah nol.
Contoh :

2001 = 200 X 10 : 2000 Ω ( 2 Kilo Ω ).
4701 = 470 X 10 : 4700 Ω  ( 4,7 Kilo Ω ).
1200 = 120 X 1   : 120 Ω.

Adapun Resistor SMD yang di tandai dengan kode 0, 000, atau 0000 adalah Resistor dengan nilai hambatan 0 Ω. Karena tidak memiliki nilai  hambatan, maka Resistor seperti ini sering digunakan sebagai Jumper. tujuannya agar lebih mudah dipasang pada PCB dengan menggunakan mesin solder SMD.


Ok. Kita Kembali pada pokok pembahasan kita.

Untuk bisa membaca nilai tahanan Resistor dengan cepat, ada beberapa 3 hal yang mesti kita lakukan, yaitu :


  1. Menghafal urutan warna pada tabel sistem kode warna.
  2. Mengenal Ciri khas kode warna Resistor yang memiliki nilai tahanan satuan, puluhan, ribuan, dan seterusnya.
  3. Mengetahui Standar nilai Resistor yang diterbitkan oleh EIA.

MENGHAFAL URUTAN KODE WARNA RESISTOR.

Menghafal ada cara untuk melatih kemampuan ingatan buatan. Pada otak manusia ada 2 jenis ingatan, ingatan alami dan ingatan buatan. Ingatan alami adalah bakat yang sudah ada sejak kita lahir, dan digunakan kan dalam kehidupan sehari-hari secara otomatis tanpa perlu berpikir. Sedangkan ingatan buatan adalah sebuah kemampuan daya ingat yang di bangun dengan cara belajar dan dilatih dengan berbagai macam metode.
Salah satu metode yang paling efektif untuk melatih daya ingat buatan adalah Strategi Mnemonik, yaitu teknik mengingat sesuatu dengan cara menghubungkan antara bentuk/rumusan yang mudah diingat dengan data yang ingin diingat. Hal ini berdasarkan prinsip bahwa ingatan manusia akan lebih mudah mengingat informasi yang unik dan menarik, ketimbang data-data yang rumit dan asing.

Dari sekian banyak strategi Mnemonik yang ada, beberapa diantaranya dapat kita manfaatkan untuk menghafal urutan warna kode Resistor.

1. Rumus Jembatan Keledai.

Rumus Jembatan keledai umumnya berupa sebuah kata atau suku kata yang diambil dari susunan kata yang ingin di hafal, kemudian dibentuk menjadi sebuah kalimat yang unik atau menarik.
Sebenarnya kurang jelas, dari mana asal mula Istilah jembatan keledai ini. tapi kemungkinan besar berasal dari bahasa Belanda Ezelsbruggetje yang berarti titian keledai atau dari bahasa Latin pons asinorum yang artinya jembatan keledai.

Berikut adalah bentuk dari rumus Jembatan Keledai yang akan kita gunakan untuk menghafal urutan kode warna Resistor.




Rumus ini membentuk sebuah kalimat HI CO ME O KU  HI BI VI A PU, yang diambil dari singkatan nama masing-masing warna yang terdapat pada sistem kode warna Resistor.

HI = Hitam, ME = Merah, O = Oranye, KU = Kuning, HI yang kedua = Hijau, BI = Biru, VI = Violet atau Ungu, A = Abu-abu, dan PU = Putih.

Cara menggunakan rumus ini cukup mudah, kita hanya perlu menghafal kalimatnya, serta  membayangkan arti dan angka yang ada di bawah setiap kata, dalam kalimat tersebut.


2. Menggunakan Gambar angka berwarna.

Dengan cara ini, kita akan melatih ingatan kita untuk menghafal urutan kode warna menggunakan gambar angka berwarna, seperti  di bawah ini :


Cara menggunakan metode ini adalah, menyebutkan warna angka yang ada dalam kotak. Satu persatu secara berulang-ulang. Sekali lagi, yang disebutkan warna angkanya, bukan angkanya.

3. Menggunakan Rumus Pengelompokan warna. 

Metode ini terbilang cukup rumit, karena kita akan mempelajari pengelompokan warna terlebih dahulu, kemudian menghubungkannya dengan urutan warna kode resistor.

Pengelompokan warna pertama kali dikemukakan pada tahun 1831, namanya Teori Brewster. Teori ini menyederhanakan warna yang ada di alam dengan membaginya menjadi 4 kelompok besar, yaitu :
  1. Warna Primer. Warna dasar yang bukan merupakan hasil pencampuran dari warna-warna lain, yaitu : Warna Merah, Kuning, dan Biru. 
  2. Warna Sekunder. Hasil pencampuran dari  2 warna Primer. Ada berapa macam warna sekunder, dan yang ada hubungannya dengan kode warna Resistor ada 3 warna yaitu : Oranye ( Hasil pencampuran dari warna Kuning dengan Merah ), Hijau ( Hasil pencampuran dari warna Kuning dengan Biru ) , dan Ungu ( Hasil pencampuran dari warna Merah dengan Biru ). 
  3. Warna Tersier. Hasil pencampuran salah satu warna Primer dengan salah satu warna Sekunder atau pencampuran dari tiga warna Primer. Warna dari kelompok ini juga bayak, tapi yang termasuk dalam sistem kode warna Resistor hanya ada satu, yaitu warna Coklat ( pencampuran dari warna Merah, Kuning, dan Biru ).
  4. Warna Netral. Warna penyeimbang, yaitu warna Hitam dan Putih dan hasil pencampuran dari keduanya. Warna Netral sering juga disebut Warna yang tidak berwarna.
Dan satu lagi kelompok warna  yang akan kita gunakan dalam rumus ini, tapi tidak termasuk dalam teori Brewster, yaitu kelompok warna metalik. Kelompok warna metalik terdiri dari Warna Emas, Perak dan  hasil pencampuran 2 warna tersebut dengan warna-warna dari kelompok lainnya.

Jadi berdasarkan kelompok-kelompok warna di atas, dalam rumus ini, kita akan membagi kode warna Resistor menjadi 5 Grup. Seperti berikut ini :

Grup 1 dari kelompok warna primer, yaitu : Warna Merah, Kuning, dan Biru.
Grup 2 dari kelompok warna sekunder, yaitu : Warna Oranye, Hijau, dan Ungu.
Grup 3 dari kelompok warna Tersier, yaitu : warna Coklat.
Grup 4 dari kelompok warna, Netral yaitu : Warna Hitam, putih, dan Abu-abu.
Grup 5 dari kelompok warna Metalik, yaitu : Warna Emas dan Perak.

Dengan pembagian Grup seperti ini, kita bisa lebih mudah menghafal kode warna Resistor. Karena setiap grup mempunyai ciri khas.

Grup1 terdiri dari kode warna resistor yang memiliki angka Genap, kecuali angka 8.
Grup2 terdiri dari kode warna resistor yang memiliki angka Ganjil, kecuali angka 9.
Grup3 kode warna resistor yang memiliki angka tunggal, yaitu Coklat ( angka 1 ).
Grup4 terdiri dari kode warna Resistor urutan awal ( warna Hitam ) dan 2 kode warna Resistor urutan terakhir ( warna Abu-abu dan Putih ).
Grup5 hanya untuk kode warna toleransi resistor, dan kode warna per kalian desimal yang memiliki angka di bawah nol ( nol koma dan nol koma nol ).

Cara menghafal urutan warna dari masing-masing Grup :

Grup 1. Membayangkan sebuah jarum yang dibakar di atas api lilin. Warna Merah adalah warna ujung jarum yang membara, warna Kuning adalah warna api lilin bagian atas, dan warna Biru warna api lilin bagian bawah. Jadi urutan warnanya dimulai dari atas ke bawah.

Grup 2. Membayangkan sedang mencampur warna-warna yang ada pada Grup1 secara berurutan. Urutan pertama, hasil dari pencampuran warna urutan pertama dan kedua warna Grup1. Urutan kedua, hasil dari pencampuran warna urutan kedua dan ketiga warna Grup1.  warna ketiga, hasil dari pencampuran warna ketiga dan pertama warna grup1.
Rumus nya, 1 Grup2 = 1 + 2 Grup1,  2 Grup2 = 2 + 3 Grup 1,  3 Grup2 = 3 + 1 Grup1.

Grup 3. Tidak perlu membayangkan apa-apa, karena hanya ada satu warna. Yang perlu di ingat adalah Grup ini memiliki jumlah anggota sama dengan angka kode warnanya, yaitu 1.

Grup 4. Mengingat pepatah yang mengatakan  Habis Gelap Terbitlah Terang. Maka urutannya dimulai dari warna yang paling gelap, ke warna yang paling terang.

Grup 5. Membayangkan perbandingan harga benda yang memiliki warna yang sama dengan anggota Grup ini. Urutannya dimulai dari harga yang ter tinggi.

CIRI KHAS KODE WARNA RESISTOR DENGAN NILAI TAHANAN TERTENTU.
https://www.google.com/maps/d/edit?mid=zl9lpTNwkyak.kXO2afq1jf-o

Ciri khas kode warna Per kalian desimal atau jumlah nol.

Untuk Resistor dengan kode warna 4 Pita, ciri khasnya ada pada Pita ke tiga.
  • Warna Emas untuk resistor dengan nilai tahanan Satuan Ω ( Nilai 1 Ω sampai dengan nilai yang mendekati 10 Ω ).
  • Warna Hitam untuk resistor dengan nilai tahanan Puluhan Ω  ( Nilai 10 Ω sampai dengan nilai yang mendekati 100 Ω ).
  • Warna Coklat untuk resistor dengan nilai tahanan Ratusan Ω ( Nilai 100 Ω sampai dengan nilai yang mendekati 1000 Ω ).
  • Warna Merah untuk resistor dengan nilai tahanan Ribuan Ω / Kilo Ω ( Nilai 1 Kilo Ω sampai dengan nilai yang mendekati 10 Kilo Ω ).
  • Warna Oranye untuk resistor dengan nilai tahanan Puluhan Ribu Ω / Puluhan Kilo Ω ( Nilai 10 Kilo Ω sampai dengan nilai yang mendekati 100 Kilo Ω ).
  • Warna Kuning untuk resistor dengan nilai tahanan Ratusan Ribu Ω / Ratusan Kilo Ω ( Nilai 100 Kilo Ω sampai dengan nilai yang mendekati 1 Mega Ω ).
  • Warna Hijau untuk resistor dengan nilai tahanan Jutaan Ω / Mega Ω ( Nilai 1 Mega Ω sampai dengan nilai yang mendekati 10 Mega Ω ).
  •  Warna Biru untuk resistor dengan nilai tahanan Puluhan Juta Ω / Puluhan Mega Ω.
Untuk Resistor  dengan kode warna 5 dan 6 Pita, ciri khasnya ada pada Pita ke empat.
  • Warna Perak untuk resistor dengan nilai tahanan Satuan Ω ( Nilai 1 Ω sampai dengan nilai yang mendekati 10 Ω ).
  • Warna Emas untuk resistor dengan nilai tahanan Puluhan Ω ( Nilai10 Ω sampai dengan nilai yang mendekati 100 Ω ).
  • Warna Hitam untuk resistor dengan nilai tahanan Ratusan Ω ( Nilai 100 Ω sampai dengan nilai yang mendekati 1 Kilo Ω ).
  • Warna Merah untuk resistor dengan nilai tahanan Ribuan Ω / Kilo Ω ( Nilai1 Kilo Ω sampai dengan nilai yang mendekati 10 Kilo Ω ).
  • Warna Merah untuk resistor dengan nilai tahanan Puluhan Ribu Ω / Puluhan Kilo Ω ( Nilai 10 Kilo Ω sampai dengan nilai yang mendekati 100 Kilo Ω ).
  • Warna Oranye untuk resistor dengan nilai tahanan Ratusan Ribu Ω / Ratusan Kilo Ω ( Nilai 100 Kilo Ω sampai dengan nilai yang mendekati 1 Mega Ω ).
  • Warna Kuning untuk resistor dengan nilai tahanan Jutaan Ω / Mega Ω ( Nilai 1 Mega Ω sampai nilai yang mendekati 10 mega Ω ).
  • Warna Hijau untuk resistor dengan nilai tahanan Puluhan Juta Ω / Puluhan Mega Ω.

Untuk resistor dengan nilai tahanan di bawah 1 Ω ( Nol Koma dan Nol Koma Nol )

Resistor dengan kode warna 4 Pita.
  • Resistor dengan nilai tahanan Nol Koma, ciri khasnya ada  pita ke tiga yang selalu berwarna Perak.
  • Resistor dengan nilai tahanan Nol Koma Nol, ciri khasnya ada pada pita pertama dan pita ke tiga. pita pertama selalu berwarna hitam dan pita ke tiga selalu berwarna Perak.
Resistor dengan kode warna 5 dan 6 Pita.
  • Resistor dengan nilai tahanan Nol Koma, ciri khasnya ada pada pita pertama dan pita ke empat. Pita pertama selalu berwarna hitam dan pita ke empat selalu berwarna perak.
  • Resistor dengan nilai tahanan Nol Koma Nol, ciri khasnya ada pada pita pertama, kedua dan ke empat. Pita pertama selalu berwarna Hitam, pita kedua juga selalu berwarna Hitam dan pita ke empat selalu berwarna Perak.

NILAI STANDAR RESISTOR.

Nilai standar resistor diterbitkan oleh EIA ( Electronic Industries Alliance ), nilai standar ini ditentukan berdasarkan nilai toleransi. Ada banyak sekali nilai standar yang di terbitkan oleh EIA tersebut, namun kita batasi pembahasan kita dengan nilai standar yang umum beredar di pasaran, khususnya pasar Indonesia.
 
EIA STANDAR E12.

E12 adalah standar nilai tahanan untuk Resistor-resistor yang memiliki nilai toleransi 10 %.


Tabel  Resistor Standar E12


Nol Koma Ω Satuan Ω Puluhan Ω Ratusan Ω
0,1 1 10 100
0,12 1,2 12 120
0,15 1,5 15 150
0,18 1,8 18 180
0,22 2,2 22 220
0,27 2,7 27 270
0,33 3,3 33 330
0,39 3,9 39 390
0,47 4,7 47 470
0,56 5,6 56 560
0,68 6,8 68 680
0,82 8,2 82 820


Satuan Kilo Ω
( Ribuan Ω )
Puluhan Kilo Ω
( Puluhan Ribu Ω )
Ratusan Kilo Ω
( Ratusan Ribu Ω )
Satuan Mega Ω
( Jutaan Ω )
1 10 100 1
1,2 12 120 1,2
1,5 15 150 1,5
1,8 18 180 1,8
2,2 22 220 2,2
2,7 27 270 2,7
3,3 33 330 3,3
3,9 39 390 3,9
4,7 47 470 4,7
5,6 56 560 5,6
6,8 68 680 6,8
8,2 82 820 8,2


EIA STANDAR E24

E24 adalah standar nilai tahanan untuk Resistor yang memiliki nilai toleransi 5 %.


Tabel  Resistor Standar E24
Nol Koma Ω Satuan Ω Puluhan Ω Ratusan Ω
0,1 1 10 100
0.11 1,1 11 110
0,12 1,2 12 120
0,13 1,3 13 130
0,15 1,5 15 150
0,16 1,6 16 160
0,18 1,8 18 180
0,20 2 20 200
0,22 2,2 22 220
0,24 2,4 24 240
0,27 2,7 27 270
0,30 3 30 300
0,33 3,3 33 330
0,36 3,6 36 360
0,39 3,9 39 390
0,43 4,3 43 430
0,47 4,7 47 470
0,51 5,1 51 510
0,56 5,6 56 560
0,62 6,2 62 620
0,68 6,8 68 680
0,75 7,5 75 750
0,82 8,2 82 820
0,91 9,1 91 910


Satuan Kilo Ω
( Ribuan Ω )
Puluhan Kilo Ω
( Puluhan Kilo Ω )
Ratusan Kilo Ω
( Ratusan Ribu Ω )
Mega Ω
( Jutaan Ω )
1 10 100 1
1,1 11 110 1,1
1,2 12 120 1,2
1,3 13 130 1,3
1,5 15 150 1,5
1,6 16 160 1,6
1,8 18 180 1,8
2 20 200 2,0
2,2 22 220 2,2
2,4 24 240 2,4
2,7 27 270 2,7
3 30 300 3,0
3,3 33 330 3,3
3,6 36 360 3,6
3,9 39 390 3,9
4,3 43 430 4,3
4,7 47 470 4,7
5,1 51 510 5,1
5,6 56 560 5,6
6,2 62 620 6,2
6,8 68 680 6,8
7,5 75 750 7,5
8,2 82 820 8,2
0,91 9,1 910 9,1

EIA STANDAR E96

E96 adalah standar nilai tahanan untuk Resistor-resistor yang memiliki nilai toleransi 1 %.


Tabel Resistor Standar E96


Nol Koma  â„¦ Satuan Ω Puluhan Ω Ratusan Ω
0,1  1 10 100
0,102 1,02 10.2 102
0,105 1,05 10,5 105
0,107 1,07 10,7 107
0,11 1,1 11  110
0,113 1,13 11,3 113
0,115 1,15 11,5 115
0,118 1,18 11,8 118
0,121 1,21 12,1 121
0,124 1,24 12,4 124
0,127 1,27 12,7 127
0,13 1,3 13  130
0,133 1,33 13,3 133
0,137 1,37 13,7 137
0,14 1,4 14 140
0,143 1,43 14,3 143
0,147 1,47 14,7 147
0,15 1,5 15  150
0,154 1,54 15,4 154
0,158 1,58 15,8 158
0,162 1,62 16,2 162
0,165 1,65 16,5 165
0,169 1,69 16,9 169
0,174 1,74 17,4 174
0,178 1,78 17,8 178
0,182 1,82 18,2 182
0,187 1,87 18,7 187
0,191 1,91 19,1 191
0,196 1,96 19,6 196
0,2 2 20  200
0,205 2,05 20,5 205
0,210 2,1 21 210
0,215 2,15 21,5 215
0,221 2,21 22,1 221
0,226 2,26 22,6 226
0,232 2,32 23,2 232
0,237 2,37 23,7 237
0,243 2,43 24,3 243
0,249 2,49 24,9 249
0,255 2,55 25,5 255
0,261 2,61 26,1 261
0,267 2,67 26,7 267
0,274 2,74 27,4 274
0,280 2,8 28 280
0,287 2,87 28,7 287
0,294 2,94 29,4 294
0,301 3,01 30,1 301
0,309 3,09 30,9 309
0,316 3,16 31,6 316
0,324 3,24 32,4 324
0,332 3,32 33,2 332
0,34 3,4 34 340
0,348 3,48 34,8 348
0,357 3,57 35,7 357
0,365 3,65 36,5 365
0,374 3,74 37,4 374
0,383 3,83 38,3 383
0,392 3,92 39,2 392
0,402 4,02 40,2 402
0,412 4,12 41,2 412
0,422 4,22 42,2 422
0,432 4,32 43,2 432
0,442 4,42 44,2 442
0,453 4,53 45,3 453
0,464 4,64 46,4 464
0,475 4,75 47,5 475
0,487 4,87 48,7 487
0,499 4,99 49,9 499
0,511 5,11 51,1 511
0,523 5,23 52,3 523
0,536 5,36 53,6 536
0,549 5,49 54,9 549
0,562 5,62 56,2 562
0,576 5,76 57,6 576
0,590 5,9 59 590
0,604 6,04 60,4 604
0,619 6,19 61,9 619
0,634 6,34 63,4 634
0,649 6,49 64,9 649
0,665 6,65 66,5 665
0,681 6,81 68,1 681
0,698 6,98 69,8 698
0,715 7,15 71,5 715
0,732 7,32 73,2 732
0,75 7,5 75 750
0,768 7,68 76,8 768
0,787 7,87 78,7 787
0,806 8,06 80,6 806
0,825 8,25 82,5 825
0,845 8,45 84,5 845
0,866 8,66 86,6 866
0,887 887 88,7 887
0,909 9,09 90,9 909
0,931 9,31 93,1 931
0,953 9,53 95,3 953
0,976 9,76 97,6 976


Satuan Kilo Ω
( Ribuan Î© )
Puluhan Kilo Ω
( Puluhan Ribu Ω )
Ratusan Kilo Ω
( Ratusan Ribu Ω )
Mega Ω
( Jutaan Ω )
1 10. 100 1.00
1.02 10.2 102 1.02
1.05 10.5 105 1.05
1.07 10.7 107 1.07
1.1 11 110 1.10
1.13 11.3 113 1.13
1.15 11.5 115 1.15
1.18 11.8 118 1.18
1.21 12.1 121 1.21
1.24 12.4 124 1.24
1.27 12.7 127 1.27
1.3 13 130 1.30
1.33 13.3 133 1.33
1.37 13.7 137 1.37
1.4 14 140 1.40
1.43 14.3 143 1.43
1.47 14.7 147 1.47
1.50 15 150 1.50
1.54 15.4 154 1.54
1.58 15.8 158 1.58
1.62 16.2 162 1.62
1.65 16.5 165 1.65
1.69 16.9 169 1.69
1.74 17.4 174 1.74
1.78 17.8 178 1.78
1.82 18.2 182 1.82
1.87 18.7 187 1.87
1.91 19.1 191 1.91
1.96 19.6 196 1.96
2 20 200 2.00
2.05 20.5 205 2.05
2.1 21 210 2.10
2.15 21.5 215 2.15
2.21 22.1 221 2.21
2.26 22.6 226 2.26
2.32 23.2 232 2.32
2.37 23.7 237 2.37
2.43 24.3 243 2.43
2.49 24.9 249 2.49
2.55 25.5 255 2.55
2.61 26.1 261 2.61
2.67 26.7 267 2.67
2.74 27.4 274 2.74
2.80 28 280 2.80
2.87 28.7 287 2.87
2.94 29.4 294 2.94
3.01 30.1 301 3.01
3.09 30.9 309 3.09
3.16 31.6 316 3.16
3.24 32.4 324 3.24
3.32 33.2 332 3.32
3.4 34 340 3.40
3.48 34.8 348 3.48
3.57 35.7 357 3.57
3.65 36.5 365 3.65
3.74 37.4 374 3.74
3.83 38.3 383 3.83
3.92 39.2 392 3.92
4.02 40.2 402 4.02
4.12 41.2 412 4.12
4.22 42.2 422 4.22
4.32 43.2 432 4.32
4.42 44.2 442 4.42
4.53 45.3 453 4.53
4.64 46.4 464 4.64
4.75 47.5 475 4.75
4.87 48.7 487 4.87
4.99 49.9 499 4.99
5.11 51.1 511 5.11
5.23 52.3 523 5.23
5.36 53.6 536 5.36
5.49 54.9 549 5.49
5.62 56.2 562 5.62
5.76 57.6 576 5.76
5.9 59 590 5.90
6.04 60.4 604 6.04
6.19 61.9 619 6.19
6.34 63.4 634 6.34
6.49 64.9 649 6.49
6.65 66.5 665 6.65
6.81 68.1 681 6.81
6.98 69.8 698 6.98
7.15 71.5 715 7.15
7.32 73.2 732 7.32
7.5 75 750 7.50
7.68 76.8 768 7.68
7.87 78.7 787 7.87
8.06 80.6 806 8.06
8.25 82.5 825 8.25
8.45 84.5 845 8.45
8.66 86.6 866 8.66
8.87 88.7 887 8.87
9.09 90.9 909 9.09
9.31 93.1 931 9.31
9.53 95.3 953 9.53
9.76 97.6 976 9.76


Umumnya, tidak semua nilai Resistor yang ada pada Tabel standar E24 beredar di pasar indonesia, hanya 50 persen nya saja. Pasar Indonesia mengikuti Standar E12 untuk memasarkan resistor-resistor standar E24. Bahkan, ada beberapa toko elektronik di Indonesia yang menjual resistor standar E96 dengan mengikuti nilai resistor yang ada pada tabel standar E12.
Demikian pembahasan kita kali ini, semoga bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Setidaknya, bisa menginspirasi anda untuk melahirkan ide yang lebih cemerlang lagi. Maju terus dunia elektronik Indonesia.

Untuk File ini Silahkan Donwload   di Sini.............

SALAM BLOGGER INDONESIA ... !
luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com
BANTU KAMI MENYUKAI INI

×

KEGIATAN SERVIS ELEKTRONIK

INFORMASI TERBARU